Jakarta, Pos62.Online - Presiden Joko Widodo (Jokowil) memuji langkah diplomatik yang dilakukan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi untuk membela Palestina. Jokowi mengatakan pidato Retno di Sidang Majelis Umum PBB adalah yang paling lantang dan keras.
"Bapak ibu coba lihat Menteri Luar Negeri Bu Reno Marsudi waktu di Dewan Keamanan PBB paling lantang, paling keras dan paling menentang," kata Jokowi di Rakernas LDII di Jakarta Timur, Selasa (7/11/2023).
Jokowi mengaku heran dengan Menlu Retno. Menurut Jokowi, Retno sebenarnya merupakan perempuan yang halus namun galak saat berpidato di PBB.
Saya juga heran Bu Menlu kita oni orangnya halus tapi kok di dewan keamanan galak banget," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan perang yang terjadi di Gaza memang jaraknya jauh. Namun dia menegaskan dukungan Indonesia untuk Palestina tak pernah surut.
"Perang di Gaza hati-hati, ini juga jauh tapi tetap dukungab kita terhadpa palestina tidak akan surut," ujar Jokowi.
Pidato Menlu Retno di Sidang PBB
Menlu RI Retno LP Marsudi berbicara di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai aksi ilegal Israel di wilayah Palestina. Dia mengutuk Israel dan menolak pemindahan paksa warga Gaza dari tanah airnya.
Sikap Indonesia disampaikan Retno dalam rapat Sidang Darurat Majelis Umum PBB, disiarkan di kanal YouTube United Nations, Jumat (27/10/2023).
"Faktanya serangan dan pembunuhan terus terjadi. Namun, di tengah banyaknya korban, Dewan Keamanan gagal mengambil tindakan tegas," kata Retno merujuk ke kondisi Gaza belakangan ini.
Indonesia mengutuk Israel yang menyerang warga sipil, rumah sakit, dan menghukum orang-orang Palestina secara kolektif (collective punishement). Aksi-aksi itu dikatakan Retno sebagai tidak manusiawi dan bertentangan dengan hukum internasional.
"Berkaitan dengan hal tersebut, langkah nyata '3 Plus 1' harus kita ambil. Yang pertama, hentikan agresi untuk mencegah lebih banyak korban sipil," kata Retno.
Majelis Umum perlu setuju pembentukan komisi independen untuk menginvestigasi kondisi kemanusiaan di Gaza. Poin kedua, Majelis Umum dia desak untuk mendukung pembukaan pintu bantuan kemanusiaan ke Gaza. Bahkan 100 truk, kata dia, tak akan cukup membantu warga Gaza. Maka, bantuan harus segera dikerahkan secara terus-menerus.
"Poin ketiga, menolak pemindahan paksa warga sipil di Gaza. Orang-orang tidak boleh dipindahkan melawan keinginan mereka. Seruan untuk mengevakuasi area Gaza utara ditambah pemboman rumah-rumah, blokade aliran listrik, gas, bahan bakar, air, dan bertahun-tahun penghukuman kolektif. Itu adalah kejahatan kemanusiaan," tutur Retno.
Sumber:DetikNews.Com