Jakarta,Pos62,Online-
Bulog mengungkapkan hanya mampu merealisasikan impor beras sebanyak 1 juta ton dari penambahan penugasan pemerintah sebanyak 1,5 juta ton.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, Bulog menghadapi kendala keterbatasan waktu untuk proses importasi beras dari luar negeri.
Importasi beras ini meliputi proses penyiapan komoditasnya dan kebutuhan kapal untuk angkutan dari negara pengirim.
“Yang bisa kita realisasikan hanya yang terkontrak tahun ini saja. Kita sudah berhasil kontrak sebanyak 1 juta ton, sisanya yang 500 ribu ton tidak bisa carry over karena carry over hanya bisa untuk yang terkontrak tahun ini saja," kata Buwas, sapaan akrabnya, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (11/11/2023).
Ia memastikan, tambahan kuota impor ini akan membuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai BULOG jumlahnya sangat aman sampai dengan tahun depan.
Adapun stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,3 juta ton. Kemudian, dengan tambahan baru penugasan impor dari pemerintah ini maka jumlahnya lebih dari cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan tahun depan guna menjaga stabilitas harga beras di masyarakat.
Sebelumnya, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, pihaknya berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton beras.
Beras sebanyak 1 juta ton tersebut merupakan bagian dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah sebanyak 1,5 juta ton.
"Pelaksanaan [importasi] akan disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran di dalam negeri," ujar Suyamto dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (3/11/2023).
Ia mengatakan, asal negara impor bukan jadi masalah, selama itu memungkinkan dan memenuhi semua standar persyaratan.
Saat ini, Bulog sudah melakukan kontrak dengan beberapa negara seperti Thailand, Vietnam, Pakistan dan Myanmar.
"Selanjutnya kita juga akan menjajaki dengan India dan Kamboja maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan," kata Suyamto.
Sumber:Tribun