New York,Pos62.Online-
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengingatkan bahwa Jalur Gaza yang terus dibombardir oleh Israel, telah menjadi 'kuburan bagi anak-anak'. Jumlah anak-anak yang tewas mencapai nyaris separuh dari total kematian di daerah kantong Palestina tersebut.
Guterres kembali menyerukan gencatan senjata dalam perang yang terus berlangsung antara Israel dan Hamas. Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (7/11/2023), Guterres juga menegaskan bahwa perlindungan warga sipil 'harus menjadi yang terpenting' dalam perang antara Israel dan Hamas.
"Kita harus bertindak sekarang untuk menemukan jalan keluar dari kehancuran yang brutal, mengerikan, dan menyakitkan ini," cetus Guterres.
"Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak. Ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap harinya," ucapnya.
Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Tel Aviv melaporkan lebih 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas tersebut.
Laporan terbaru otoritas kesehatan Jalur Gaza, sedikitnya 10.222 orang tewas akibat serangan Israel selama sebulan terakhir. Jumlah korban tewas di Jalur Gaza itu mencakup lebih dari 4.000 anak-anak.
"Bencana yang sedang terjadi membuat perlunya gencatan senjata kemanusiaan menjadi semakin mendesak seiring berjalannya waktu," sebut Guterres saat berbicara kepada wartawan di markas besar PBB, seperti dilansir AFP.
"Pihak-pihak yang berkonflik -- dan tentu saja, masyarakat internasional -- menghadapi tanggung jawab segera dan mendasar: menghentikan penderitaan kolektif yang tidak manusiawi ini dan secara dramatis memperluas bantuan kemanusiaan ke Gaza," ujarnya.
"Mimpi buruk di Gaza lebih dari sekadar krisis kemanusiaan. Ini adalah krisis umat manusia," cetus Guterres dalam pernyataannya.
Guterres secara resmi telah meluncurkan permohonan kemanusiaan PBB senilai US$ 1,2 miliar (Rp 18,6 triliun) baru-baru ini untuk membantu 2,7 juta warga Palestina di seluruh wilayah Jalur Gaza, sebagian Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Truk-truk yang mengangkut bantuan kemanusiaan diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza dari wilayah Mesir melalui perlintasan perbatasan Rafah. Namun demikian, jumlah truk bantuan itu masih di bawah level sebelum pecah meletus, dan Israel mengatakan perlu waktu untuk melakukan pemeriksaan keamanan.
Israel juga tidak mengizinkan truk-truk itu membawa pasokan bahan bakar ke dalam Jalur Gaza.
"Tanpa bahan bakar, bayi yang baru lahir di inkubator dan para pasien yang menggunakan alat penyokong kehidupan akan meninggal," sebut Guterres.
"Jalan ke depan sudah jelas. Gencatan senjata kemanusiaan -- sekarang. Semua pihak menghormati semua kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional," cetusnya.
Lebih lanjut, Guterres kembali menyuarakan kekhawatiran soal apa yang disebutnya 'pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional yang kita saksikan'. "Biar saya perjelas: Tidak ada pihak dalam konflik bersenjata yang berada di atas hukum kemanusiaan internasional," tegasnya.
Guterres tidak menyebut langsung lama Israel. Dia sebelumnya membuat marah Israel saat menuduh adanya pelanggaran hukum kemanusiaan dan menyebut serangan Hamas 'tidak terjadi saat vakum kekuasaan' dalam rapat Dewan Keamanan PBB pada 24 Oktober lalu.
Para pejabat Israel menuding Guterres membenarkan tindak kekerasan. Guterres membantah tuduhan itu, dan menegaskan kecaman atas 'aksi teror menjijikkan yang dilakukan oleh Hamas' dan menyerukan Hamas membebaskan para sandera.
Sumber:detik