Jakarta,Pos 62.Online-
Ramai jadi pembahasan di media sosial, gonore (gonorrhea) atau kencing nanah merupakan infeksi menular seksual yang dipicu bakteri. Pakar seks dr Boyke Dian Nugraha menyebut penyakit gonore bisa saja muncul kembali pasca pengidapnya dinyatakan sembuh.
Hal ini dikarenakan kemungkinan awal mula penyebaran gonore tanpa disadari tak kunjung diatasi, yakni dari pasangan yang bisa saja tidak mengeluhkan gejala apapun.
Pada pria, gejala gonore yang timbul adalah rasa terbakar ketika buang air kecil, keluar cairan kekuningan atau kehijauan dari penis, dan terkadang disertai testikel yang sakit serta bengkak. Namun, ada sebagian pria yang tidak merasakan gejala apapun.
Berbeda dengan wanita, justru sebagian besar wanita tidak bergejala atau bergejala ringan. Jika bergejala, penyakit ini sering salah diagnosis menjadi infeksi saluran kemih atau infeksi vagina.
"Gonore itu bertempat tinggal di saluran kencing pria maupun saluran kencing wanita. Kalau salah satu terkena kemudian berhubungan seks dengan pasangan yang tidak ada gonore, ya jadi kena," beber dr Boyke.
Hal itu yang kemudian menyebabkan pasangan tetap berisiko terkena gonore meskipun tidak melalui kontak urine. Pasalnya, sperma maupun cairan dari vagina berpotensi membawa gonore.
"Hubungan seks ketika sperma disemoprotkan, atau ketika keluar cairan dari pembasahan vagina, itu sudah mulai keluar gonorenya. Gejala mereka ada yang sakit, ada yang tidak saat kencing," sambungnya.
Karenanya, dalam beberapa kasus, dr Boyke selalu meminta pengobatan gonore dilakukan pada kedua pasangan agar infeksi tidak terus menerus dilaporkan, meskipun penularan melalui media lain tidak bisa dihindari.
"Kalau pun tidak dari pasangan, bisa saja dari air, bisa jadi dari toilet, tapi kalau pasangannya tidak diobati yang bisa jadi percuma semua pengobatannya," tegasnya.
Gonore dapat menyebabkan berbagai komplikasi parah. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan pengobatan sesegera mungkin.
Bagi pengidap penyakit kencing nanah, gonore dapat menyebabkan:
- nyeri panggul kronis
- infertilitas
- kehamilan ektopik, yang bisa menjadi keadaan darurat medis
Komplikasi lain dari infeksi ini dapat terjadi selama kehamilan dan persalinan. Tanpa pengobatan, gonore meningkatkan risiko lahir mati.
Jika infeksi menular ke bayi baru lahir, hal ini dapat menyebabkan infeksi sendi, kehilangan penglihatan, atau bakteremia, yaitu infeksi darah yang mengancam nyawa.
IMS juga dapat menyebabkan infeksi gonokokus yang menyebar luas, yang dapat mengancam nyawa. Beberapa tanda dan gejalanya antara lain:
- dermatitis, yang biasanya disertai ruam atau kulit kering dan gatal
- demam
- radang sendi
- peradangan dan pembengkakan di sekitar tendon
Selain itu, pengidap gonore memiliki risiko lebih tinggi tertular atau menularkan HIV. Salah satu alasannya adalah infeksi tersebut dapat menyebabkan luka terbuka, sehingga virus dan bakteri lebih mudah masuk ke dalam tubuh.
Sumber:detikhealth